Jumat
(27/5) kemarin mahasiswa-mahasiswa dari program studi Ilmu Komunikasi angkatan
2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung
Mangkurat (ULM) Banjarmasin sukses menggelar short movie workshop. Workshop
tersebut bertema “Melalui Film, Mari Kita Bangun Kreativitas Generasi Banua.”
Workshop perfilman ini mendatangkan 3 pemateri dari Borneo Production
International, yaitu Pierce Vauugh, Ray Dewati dan Henny.
Workshop yang digelar di Aula Dinas
Pendidikan Prov. Kalsel sejak pukul 14.00 hingga 18.00 WITA ini diikuti oleh
sekitar 180 peserta. Workshop ini sendiri digelar dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Ajang Khusus, dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa
dituntut untuk bisa menjadi seorang Event
Organizer (EO) yang handal. “ Disini kami dituntut untuk membuat acara, dan
kami membuat perencanaan, membuat anggaran, sampai kami bisa mengaplikasikannya
hingga saat ini,” ungkap Rizky Altama selaku ketua pelaksana.
Rizky juga menjelaskan bahwa worshop
perfilman dipilih mengingat perfilman lokal di Banjarmasin kurang diminati
masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap dengan menghadirkan workshop ini di
Banjarmasin, sinematografer-sinematografer muda bisa belajar langsung dari
ahlinya dan memunculkan bibit-bibit sinematografer baru. Meskipun begitu, Rizky
juga mengakui kendala publikasi masih menjadi tantangan dalam workshop ini,
megingat waktunya yang singkat. Namun, ia berharap kedepannya akan ada lagi
workshop perfilman season 2 di Banjarmasin.
Workshop yang diikuti dengan
antusias oleh para pesertanya ini membahas berbagai hal seputar film, seperti
alasan orang-orang membuat film, apa itu film, dan dasar-dasar membuat film.
Ketiga pemateri dari BPI memaparkan dengan menarik bahwa ada 7 alasan mengapa
orang membuat film, yaitu untuk mendapatkan uang, menyebarkan pesan,
mengekspresikan diri, mengedukasi, menghibur, meningkatkan kepedulian, dan
bersenang-senang. Pemateri juga menjelaskan bahwa film itu adalah sebuah
cerita, “when you watch film, you watch
other people story,” papar Pierce. Cerita dalam sebuah film adalah mengenai
karakter yang menghadapi tantangan atau masalah dan bagaimana mereka
menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Pierce, film yang paling berkesan
adalah film yang berasal dari kejadian nyata yang dihadapi seseorang.
Hal lain yang sangat menarik dan
menginspirasi—selain pemaparan materi—bagi audience dalam workshop ini adalah banyaknya film pendek atau pun behind the scene yang diputar oleh BPI.
Selain itu, Pierce yang berasal dari Prancis, memaparkan materinya dalam bahasa
Inggris yang kemudian diterjemahkan oleh Ray dan Henny, juga memberikan
keunikan dan keasikan tersendiri dalam workshop
ini. “Asik banar, narsumnya asik, presentasinya asik, sampai kada terasa sudah
jam 6,” tutup Halimatus Sa’adiyah yang merupakan mahasiswi sekaligus peserta
dalam workshop tersebut.