Khilaf

Khilaf

Selasa, 07 Februari 2017

PEKA SOSIAL DENGAN KOMUNITAS DIGITAL


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peka adalah mudah merasa; mudah terangsang; mudah bergerak; tidak lalai; mudah menerima atau meneruskan pengaruh. Dalam arti lain, peka yaitu suatu kesanggupan bereaksi dalam suatu keadaan yang dimana seseorang atau sekolompok orang akan peduli terhadap sesuatu yang membuatnya tersentuh. Sedangkan sosial menurut para ahli ialah sesuatu yang dicapai, dihasilkan, dan ditetapkan dalam interaksi, yang bisa dibangun dan terjadi dalam satu komunitas.

Berbicara tentang komunitas, banyak sekali kita temui sekarang ini komunitas-komunitas sosial yang menjalankan tugasnya dengan berbagai kegiatan. Contohnya saja bisa kita lihat di media sosial instagram maupun facebook. Tak jarang kita temui di sosial media tersebut banyak mengunggah foto kegiatan sosialnya. Contohnya komunitas Ketimbang Ngemis, dalam halaman akun resmi facebook ataupun instagram ketimbang ngemis tersebut, banyak orang-orang yang peduli dan tersentuh hatinya saat melihat suatu foto yang berisikan seorang kakek, nenek, ataupun anak kecil yang masih menempuh sekolah dasar semangat berdagang dibawah teriknya sinar matahari bahkan dinginnya udara malam. Mereka dengan senyuman dan semangat pantang menyerah tetap berusaha mencari penghasilan dengan cara yang halal, tanpa meminta-minta.

Perlu kita sadari, bahwa sekarang ini banyak anak muda yang sangat tidak peka terhadap seseorang seperti gambaran diatas. Ada banyak faktor yang membuat anak muda sekarang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan disekitarnya. Salah satunya yaitu berkaitan dengan dunia digital. Dunia digital memang membuat manusia lupa untuk berinteraksi dengan sesama makhluk sekitar. Faktor lainnya adalah karena memang tidak diajarkan dari awal bagaimana bisa menjadi peka terhadap sesama dilingkungan sekitar.

Tidak semua yang berbau digital bisa membuat manusia lupa akan lingkungan sekitar manusia. Melalui dunia digital seperti menggunakan sosial media, manusia sekarang juga bisa melakukan hal-hal yang menunjukkan kepekaan terhadap apa yang dilihat maupun dirasakannya. Dengan sosial media, manusia juga bisa lebih peduli dan bisa berinteraksi dengan orang yang jauh. Artinya, sosial media juga memberikan dampak positif, tapi tergantung dengan penggunanya. Jika penggunanya menggunakan untuk hal-hal yang negatif, maka media sosial juga berdampak negatif.

Pengguna sosial media yang baik tentunya melakukan hal-hal yang bersifat positif juga. Misalnya saja seperti membangun komunitas tadi.Media sosial juga memberikan dampak positif bagi komunitas. Karena dengan adanya media sosial, komunitas tersebut jadi bisa lebih banyak dikenal. Semakin banyak yang mengenal komunitas dengan media sosial tentu semakin banyak pula yang tahu keberadaan suatu komunitas tersebut. Komunitas ketimbang ngemis awalnya dikenalkan melalui sosial media juga. Mereka menunjukkan rasa simpati dan empati yang sangat mendalam terhadap seorang sosok, maka mereka mengunggah foto sosok tersebut dengan harapan yang besar tentunya. Salah satu harapan mereka ialah banyak pengguna yang melihat dan merasa tersentuh terhadap foto itu. Para pengguna yang merasa tersentuh itu pun diharapkan mau memmbeli dagangan, atau pun medoakan sosok dalam foto tersebut.

Adanya komunitas sosial ini, tentunya berguna bagi kita untuk melihat dan mengetahui keadaan lingkungan sekitar kita. Adanya komunitas ini selain  berfungsin untuk memberikan informasi yang lebih cepat, juga telah dipercaya beberapa pihak untuk menyalurkan donasi-donasi. Selain mendapat donasi dari para donatur, komunitas ketimbang ngemis juga mengadakan kegiatan “Garage Sale” yang merupakan suatu kegiatan yang menjual pakaian dan barang bekas yang masih layak pakai dan semua keuntungannya disumbangkan kepada yang membutuhkan. Pakaian yang layak dijual kembali lagi tentunya juga didapat dari para pengguna sosial media yang mengikuti akun resmi komunitas itu. Jadi, komunitas tersebut bisa diibaratkan mereka juga mencari modal sendiri tanpa meminta-minta dipinggir jalan, karena menurut mereka kalau meminta sumbangan dipinggir jalan itu termasuk salah satu kegiatan mengemis, maka dari itu mereka sangat menghindarinya.

Komunitas seperti itu, sangat baik untuk menyadarkan masyarakat bahwa kita memang harus peka terhadap sesama dan pastinya peka terhadap apa yang berada disekitar kita. Kepekaan sendiri bisa didapat dari mengikuti akun-akun sosial media tersebut, atau lebih baik lagi bergabung dengan komunitas itu dan terjun langsung untuk melihat situasi dan kondisi bagaimana kehidupan seseorang yang bisa dibilang memprihatinkan. Walaupun juga kita tidak bisa membantu dengan donasi berupa uang, kita cukup bisa membantu dengan memberikan pakaian yang tidak terpakai dan masih layak pakai untuk diberikan pada komunitas itu. Ingatlah, bahwa bersedekah tidak selalu dengan uang.

(zakir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar