Rokok elektonik atau yang
lebih dikenal dengan sebutan vapor
kini menjadi perbincangan dimana-mana. Sejak September lalu, rokok elektronik sangat mudah ditemukan di Banjarmasin. Rokok
elektronik yang diklaim sebagai pengganti rokok konvensional ini menjadi sebuah
alternatif
bagi para perokok yang ingin berhenti total untuk menjadi seorang perokok aktif. Namun pada kenyataannya, banyak remaja di
bawah umur yang akhirnya menggunakan rokok elektronik, baik itu hanya sebagai
ajang coba-coba atapun hanya sekadar mengikuti trend saja.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil3H-lMOQuAljY6Lo9PzVT2feqEFg5NBFo3T90vYCTPs0p-FihgR7TMSb1U-aPaaUzcPzL5ml17R7sllh9PUbTfvWAfKu6PM8pHPao1igKxQgW7VEHNiKn35XZKkUFyT8G-_xc2Y4lvMCr/s400/vapor.jpg)
Saat
disinggung mengenai banyaknya kasus tentang meledaknya rokok elektronik, Fendi
menanggapinya dengan santai. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena baterai
yang rusak dan kurangnya perhatian dari si pemakai. Fendi juga menjelaskan
bahwa pemeliharaan baterai secara berkala akan membantu untuk menghindari
terjadinya ledakan pada vapor. “Paling karena baterai, ya, lebih
diperhatikan lagi penggunan baterainya,” Fendi kembali menambahkan.
Pernyataan Fendi tersebut bertentangan dengan
yang dikatakan oleh Hendra, seorang perokok konvensional. Hendra menganggap rokok
elektronik sama sekali tidak berbeda dengan rokok biasa. Menurutnya,
perbedaannya hanya terdapat pada bau asap rokoknya saja, namun efek yang ditimbulkan
tidak jauh berbeda. “Ah, sama saja, bahaya yang ditimbul juga
kurang lebih, malah lebih bahaya vapor
karena jika lalai bisa menyebabkan ledakan, berbeda sama rokok (yang tidak
menimbulkan ledakan).” jelas Hendra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar